Resusitasi Kardiopulmoner: Prosedur Darurat yang Menyelamatkan Nyawa
Apa itu Resusitasi Kardiopulmoner (CPR)?
Resusitasi kardiopulmoner (CPR) adalah prosedur darurat kritis yang digunakan untuk memulihkan sirkulasi dan pernapasan pada seseorang yang mengalami serangan jantung. Henti jantung terjadi ketika jantung tiba-tiba berhenti berdetak, menyebabkan hilangnya aliran darah ke organ vital, termasuk otak. CPR menggabungkan kompresi dada dan, dalam beberapa kasus, pernapasan penyelamatan untuk membantu menjaga sirkulasi darah dan oksigenasi sampai bantuan medis profesional tiba.
Kapan CPR Dibutuhkan?
CPR diperlukan ketika seseorang tidak responsif dan tidak bernapas atau hanya terengah-engah. Ini paling sering dilakukan dalam kasus:
-
Henti jantung mendadak: Seringkali disebabkan oleh kondisi jantung seperti aritmia, serangan jantung, atau penyakit kardiovaskular lainnya.
-
Tenggelam: Ketika jalan napas seseorang terhalang oleh air, menyebabkan kekurangan oksigen.
-
Tersedak: Dalam kasus tersedak parah yang menghalangi jalan napas sepenuhnya.
-
Trauma parah: Cedera yang mengakibatkan syok atau hilangnya fungsi jantung mungkin memerlukan CPR segera.
Bagaimana CPR Dilakukan
Ada dua komponen utama untuk melakukan CPR secara efektif: kompresi dada dan pernapasan penyelamatan (jika diperlukan).
-
Kompresi Dada:
-
Posisikan orang tersebut telentang di permukaan yang kokoh.
-
Berlutut di samping peti dan letakkan tangan Anda, satu di atas yang lain, di tengah dada.
-
Tekan dengan keras dan cepat (setidaknya sedalam 2 inci untuk orang dewasa) dengan kecepatan 100 hingga 120 kompresi per menit. Ini membantu mengedarkan darah ke organ vital.
-
-
Pernapasan Penyelamatan (jika terlatih dan sesuai):
-
Setelah setiap 30 kompresi dada, berikan 2 napas penyelamatan jika orang tersebut tidak bernapas.
-
Miringkan kepala ke belakang untuk membuka jalan napas dan cubit hidung sambil menghembuskan napas ke mulut orang tersebut, memastikan dada naik.
-
Dalam situasi di mana Anda tidak yakin untuk melakukan pernapasan penyelamatan atau tidak terlatih, CPR hanya dengan tangan (hanya kompresi dada) masih dapat menyelamatkan nyawa.
Peran Defibrilasi
Dalam banyak kasus, CPR saja tidak cukup untuk memulai kembali jantung. Defibrillator sangat penting dalam mengobati jenis irama jantung abnormal tertentu, seperti fibrilasi ventrikel. Defibrillator Eksternal Otomatis (AED) adalah perangkat yang dapat digunakan https://carewellhospitalagra.com/ oleh pengamat untuk memberikan sengatan listrik ke jantung, yang berpotensi mengembalikan ritme normalnya. Perangkat ini sering ditemukan di tempat umum dan mudah digunakan, bahkan untuk tenaga non-medis.
Efektivitas dan Tingkat Kelangsungan Hidup
Keberhasilan CPR tergantung pada beberapa faktor, termasuk kecepatan pemberiannya. Untuk setiap menit tanpa CPR, peluang bertahan hidup berkurang sekitar 10%. CPR dini dan efektif, terutama jika dipasangkan dengan defibrilasi, dapat secara signifikan meningkatkan peluang seseorang untuk selamat dari serangan jantung.