Implikasi Cukai MBDK Perlu Imbangkan Imbas Kesehatan dan Ekonomi
Implikasi Cukai Minuman Berpemanis Dalam Paket (MBDK) yang diperkirakan bisa terjadi di 2023 perlu menyamakan efeknya pada bidang kesehatan dan ekonomi.
“Implikasi peraturan ini bisa memengaruhi performa industri makanan minuman (mamin) berbentuk pengurangan volume pemasaran dan naiknya harga. Tetapi peraturan ini adalah bentuk pengaturan pada penyakit karena konsumsi gula terlalu berlebih,” ungkapkan Periset Center for Indonesian Kebijakan Studies (CIPS) Hasran.
Hasran menambah, cara ini adalah tanggapan pada kenaikan kasus kegemukan dan diabetes di Indonesia dan bersamaan bertambahnya kesadaran mengenai hidup sehat. Cukai ialah instrument untuk atur peredaran barang yang memiliki externalitas negatif.
Ketika yang bersama, industri minuman dan makanan adalah salah drmadhusudanagrawal.com satunya industri yang tumbuh positif sepanjang wabah, dengan kontribusi masing-masing capai Sepanjang empat triwulan beruntun pada tahun 2020, andilnya pada GDP indonesia tumbuh masing-masing sejumlah 3,94%, 0,22%, 0,66%, dan 1,66% secara tahunan (y-o-y).
Tetapi, kenaikan ini didukung oleh perkembangan pada IBS yang cuma 1% dari keseluruhan unit usaha industri makanan minuman di semua Indonesia. Secara jumlah, 99 % perusahaan di bidang ini dikuasai oleh IKM. Saat wabah Covid-19 menyebar, banyak IKM bidang makanan minuman stop beroperasi.
Data BPS memperlihatkan di 2020, industri kecil dana micro bidang minuman alami pengurangan produksi sepanjang empat triwulan beruntun di tahun 2020 yakni sebesar -1,63%, -6,20%, -8,72%, -9,16% secara tahunan (y-o-y). Demikian dengan IBS bidang makanan alami pengurangan produksi setiap triwulannya sebesar -5,64%, -11,80%, -11,47%, dan -8,99% secara tahunan (y-o-y).
“Naiknya harga BBM bersubsidi dan pengenaan cukai ini akan berpengaruh pada perkembangan IKM di bidang ini,” katanya.
Karena itu, pemerintahan perlu lakukan penghitungan biaya yang masak dan mendalam karena biaya yang terlampau tinggi akan kurangi volume pemasaran secara krusial.
Dan biaya cukai yang terlampau rendah malah tidak efektif turunkan jumlah pasien diabetes dan kegemukan. Penghitungan biaya yang masak dibutuhkan supaya tidak jadi parah peningkatan inflasi yang telah ada.
Disamping itu, penghitungan biaya perlu pertimbangkan imbas yang diakibatkan pada usaha kecil dan micro (UKM) perdagangan seperti toko kelontong yang disebut penampung produk minuman buatan.
Saat minuman berpemanis pertama kalinya keluar pabrik, toko retail besar ialah penampung intinya. Toko kelontong, baik resmi atau tidak resmi, selanjutnya akan beli stok dari toko retail besar ini.
Karena itu, pemerintahan perlu pertimbangkan supaya IKM bidang makanan minuman dibebaskan dari subyek cukai MBDK. Walau begitu, mereka harus terus ikut berperan dalam usaha pengurangan kasus kegemukan dan diabetes di Indonesia lewat pencantuman informasi kandungan gula dalam produk mereka dan pembelajaran berkaitan konsumsi pemanis yang aman untuk kesehatan.